THELOCAL.ID, MAKASSAR – Industri musik Indonesia tengah diguncang oleh gelombang baru: musik Timur. Lagu-lagu beraroma khas Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua kini tak hanya populer di daerah asalnya, tetapi juga merajai trending YouTube Indonesia. Fenomena ini menunjukkan bahwa musik lokal dengan nuansa etnik mampu menembus pasar nasional bahkan global.
Beberapa lagu yang belakangan viral antara lain Tabola Bale, Pica Pica, dan Stecu. Video-video ini mampu bertahan berhari-hari di posisi puncak trending YouTube, bersaing ketat dengan musik pop mainstream maupun K-Pop yang biasanya mendominasi.
Musik Timur dikenal dengan ritme yang enerjik, aransemen sederhana tapi kuat, serta lirik yang sering kali menggunakan bahasa daerah. Perpaduan ini menghasilkan lagu yang mudah dinyanyikan bersama (sing-along) dan menciptakan suasana meriah.
Salah satu faktor utama kesuksesan musik Timur adalah platform digital. Jika sebelumnya lagu daerah hanya populer di wilayah tertentu, kini YouTube dan TikTok menjadi jembatan agar musik tersebut bisa didengar seluruh Indonesia.
Fenomena ini juga mengingatkan pada era awal dangdut koplo yang dulu dianggap “musik kampung”, tetapi akhirnya merajai industri. Kini, musik Timur sedang dalam jalur serupa.
Bagi masyarakat Indonesia Timur, tren ini lebih dari sekadar hiburan, ini adalah bentuk pengakuan. Selama ini, musik mainstream sering didominasi Jakarta dan Jawa. Kini, karya dari Maluku, NTT, hingga Papua mendapat panggung nasional.
Meski begitu, para pengamat mengingatkan agar fenomena ini tidak sekadar menjadi tren sesaat. Industri perlu mendukung dengan manajemen yang baik, promosi berkelanjutan, serta kolaborasi lintas genre.
Melihat lonjakan popularitas ini, tak sedikit yang berharap musik Timur bisa mengulang kesuksesan K-Pop dalam skala berbeda. Dengan kekuatan digital, komunitas diaspora, dan karakter unik yang membedakan, musik Timur berpotensi menembus festival internasional dan pasar global.