THELOCAL.ID, MAKASSAR – Di era digital saat ini, arus informasi mengalir begitu deras tanpa henti. Setiap hari, kita disuguhi berita, komentar, dan opini yang tak jarang saling bertolak belakang. Kondisi ini sering memunculkan rasa cemas dan ketidakpercayaan, terutama terhadap pemerintah yang menjadi pusat perhatian dalam banyak isu. Fenomena trust issues ini semakin relevan, karena masyarakat semakin kritis sekaligus lebih rentan terhadap informasi yang simpang siur.
Menurut psikolog klinis Santosha.id, Ayu Rahmawati Tirto, M.Psi., hal tersebut sangat wajar dirasakan oleh masyarakat.
“Apalagi dengan banyaknya berita negatif yang beredar, sebagai rakyat, kita bisa merasa tercurangi. Lalu, muncul kecemasan soal masa depan keluarga, pekerjaan, dan kesejahteraan hidup,” jelasnya, dikutip dari Kompas.com, Kamis (4/9/2025).
Kecemasan dan hilangnya kepercayaan bukan hanya persoalan politik, tetapi juga dapat berdampak langsung pada kesehatan mental. Orang yang terlalu larut dalam berita negatif bisa merasakan stres, sulit tidur, hingga menarik diri dari lingkungan sosial. Untuk itu, penting mencari cara agar kita tetap bisa mengikuti perkembangan isu publik tanpa harus kehilangan ketenangan batin.
Lantas, bagaimana cara mengatasinya?
1. Batasi Konsumsi Informasi Berlebihan
Salah satu sumber utama kecemasan adalah overload informasi. Membaca berita secara terus-menerus, terutama dari sumber yang tidak jelas, hanya akan memperparah perasaan tidak tenang. Sebaiknya, tetapkan batas waktu, misalnya hanya membaca berita di pagi dan sore hari. Selain itu, pilih media yang kredibel, yang menyajikan fakta dengan berimbang, bukan sekadar mengejar sensasi. Dengan begitu, pikiran tidak terlalu lelah menyaring informasi.
2. Perkuat Dukungan Sosial
Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Saat merasa bingung atau cemas terhadap situasi politik, berbagi cerita dengan orang-orang terdekat bisa memberikan perspektif baru. Diskusi dengan teman atau keluarga membantu kita menyadari bahwa keresahan tersebut ternyata juga dirasakan banyak orang. Dari sini, kita bisa merasa tidak sendirian dan lebih siap menghadapi ketidakpastian.
Dukungan sosial juga bisa berbentuk komunitas positif, misalnya kelompok diskusi, organisasi sosial, atau forum hobi. Melalui interaksi ini, perhatian tidak hanya tertuju pada isu politik, tetapi juga pada hal-hal yang membangun semangat hidup.
3. Fokus pada Hal yang Bisa Dikendalikan
Sering kali, kita merasa frustrasi karena terus memikirkan hal-hal besar yang sebenarnya sulit kita ubah sendiri. Misalnya, kebijakan pemerintah yang terasa tidak adil atau berita politik yang rumit. Daripada terus tenggelam dalam keresahan, lebih baik fokus pada hal yang berada dalam kendali pribadi.
Kita bisa mulai dengan menjaga kesehatan tubuh, mengatur keuangan pribadi, atau berkontribusi dalam lingkup kecil, seperti kegiatan lingkungan dan komunitas. Meski sederhana, langkah-langkah ini dapat memberikan rasa berdaya yang nyata. Ketika kita merasa punya kendali, kecemasan pun perlahan berkurang.
4. Kelola Emosi dengan Aktivitas Positif
Selain pikiran, tubuh juga perlu diberi ruang untuk beristirahat dari hiruk-pikuk berita. Aktivitas sederhana seperti berolahraga, berjalan pagi, atau mencoba meditasi bisa menenangkan pikiran. Menulis jurnal juga bisa jadi cara ampuh untuk meredakan emosi, karena setiap keresahan dapat dituangkan di atas kertas tanpa harus ditahan.
Tak kalah penting, luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan. Menonton film, membaca buku, atau sekadar menikmati kopi di kafe favorit dapat mengalihkan pikiran dari kecemasan berlebihan. Aktivitas positif ini membantu menjaga keseimbangan antara mengikuti isu publik dan tetap merawat diri sendiri.
Pada akhirnya, rasa cemas dan trust issue terhadap pemerintah adalah sesuatu yang wajar, terutama dalam situasi politik yang penuh dinamika. Namun, jangan biarkan hal itu menguasai hidup kita sepenuhnya. Dengan membatasi informasi, memperkuat dukungan sosial, fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan, serta mengelola emosi melalui aktivitas positif, kita bisa menjalani hari dengan lebih tenang.
Ingatlah, menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan mengikuti perkembangan berita. Karena dengan pikiran yang sehat, kita bisa lebih bijak menilai situasi, sekaligus tetap produktif dalam kehidupan sehari-hari.